• Kembali ke Website Pertuni - www.pertuni.or.id
  • Testimony
  • Berita Tunanetra
  • Blog
  • World Blind Union Publications


  • Sabtu, 25 Februari 2012

    Pelatihan Komputer DPD Pertuni Sulawesi Utara

    Pada hari ini, Sabtu 24 Februari 2012, DPD PERTUNI SULUT mulai melaksanakan pelatihan computer bagi para pengurus dijajaran DPD. Walaupun dengan segala keterbatasan, kami berusaha agar para pengurus mempunyai ketrampilan computer. Sarana yang kami gunakan adalah dengan menggunakan laptop bantuan dari DPP PERTUNI, laptop infentaris DPD PERTUNI Sulut dan laptop pribadi dari pengurus.
    Rencananya pelatihan ini akan berlangsung 1 minggu 1 kali yaitu pada setiap hari Sabtu pukul 09.00-13.00 wita bertempat di secretariat DPD PERTUNI Sulut., dengan tenaga pengajar/pelatih diambil dari lingkungan DPD sendiri (KETUA DPD dan KETUA I DPD) dengan pembiayaan diambil dari kas organisasi.
    Kegiatan ini diikuti dengan penuh antusiasme oleh para peserta, dimana rata-rata mereka masih awam akan computer apalagi penguasaan keyboard. Berbekalkan semangat inilah, kami akan terus berusaha keras agar tujuan program ini dapat tercapai. Untuk sementara kegiatan ini diikuti oleh 5 peserta, namun Kami berharap, selanjutnya dapat menjangkau pengurus ditingkat cabang bahkan bagi para anggota. serta dengan adanya program ini, dapat meningkatkan pengetahuan dan penguasaan IT bagi para tunanetra d daerah kami.
    Semoga nantinya, para tunanetra di daerah Sulawesi Utara dapat mengejar ketertinggalan akan ketrampilan computer dari daerah lain dan dapat membuka wawasan bagi masyarakat bahwa kami para penyandang tunanetra juga bisa/mampu menguasai teknologi.

    (DPD Pertuni Sulut)

    Kamis, 18 Agustus 2011

    renungan tentang zakat

    From: Aria Indrawati
    To: mitra-jaringan@yahoogroups.com
    Sent: Thursday, August 18, 2011 3:23 PM

    Zakat Dan Infaq
    Adakah Alokasi Untuk memberdayakan Penyandang Disabilitas?


    Bulan Ramadhan telah berjalan lebih dari setengahnya, masih ada dua minggu lagi kurang lebih. Ini bulan suci bagi pemeluk agama Islam. Bulan di saat umat Islam dianjurkan berpuasa dan memperbanyak amal kebaikan lainnya, baik amal kebaikan untuk mempererat relasi dengan Sang Maha Penyayang, maupun amal kebaikan untuk lingkungan sosialnya, sesama manusia.

    Salah satu anjuran yang banyak diserukan adalah bagi mereka yang mampu atau berharta, menyisihkan sebagian harta dalam bentuk zakat, infaq dan sedekah, karena di dalam harta yang dimiliki itu terdapat “hak orang lain”. Di saat bulan Ramadhan tiba, ajaran ini menggema dan digemakan dengan begitu keras di hati setiap penganut Islam. Bahkan, mereka yang kemampuannya terbatas pun berusaha agar dapat memenuhi anjuran ini, karena Islam menjanjikan pahala dan kebaikan berlipat ganda bagi mereka yang banyak beramal kabaikan di bulan Ramadhan.

    Momentum ini pun dimanfaatkan oleh lembaga-lembaga yang menyatakan diri sebagai “pengumpul zakat, infaq dan sedekah”. Mereka berlomba-lomba menyebarkan flyer dan brosur, baik versi cetak maupun versi digital, berisi petunjuk, ajakan dan himbauan untuk membayar zakat, dan menyalurkannya ke lembaga mereka.

    Kepada siapa zakat itu disalurkan? Jawabnya, “Kaum fakir dan miskin, serta anak-anak yatim yang tidak mampu”. Apakah hanya mereka yang membutuhkannya? Tentu saja tidak.

    Ini ada contoh unik, yang terjadi di Universitas Islam Negeri – UIN – Sunan Kalijaga Yogyakarta. Keunikan ini mulai terjadi di saat universitas itu dipimpin oleh Prof. DR. Amin Abdullah beberapa tahun yang lalu. Prof. Amin, begitu ia biasa disapa, adalah seorang “pejuang inklusif”; idiologi yang mengajarkan agar kita menghargai dan mengakomodir perbedaan.

    Sebagai lazimnya perguruan tinggi, UIN Sunan Kalijaga juga memberikan bea siswa atau bantuan dana pendidikan kepada mahasiswa yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Dan, salah satu kelompok mahasiswa yang dapat memperoleh bantuan dana pendidikan di universitas ini adalah “mahasiswa yang menyandang disabilitas”. Dasar pemikiran yang digunakan adalah, adalah, sebagai mahasiswa, penyandang disabilitas membutuhkan dana lebih besar dalam menjalani kehidupan sehari-hari, termasuk untuk studi mereka. Untuk pergi ke kampus misalnya, karena angkutan publik belum ramah pada mereka, mahasiswa yang memiliki hambatan mobilitas akan lebih aman menggunakan transportasi pribadi. Untuk mengakses referensi secara mandiri, mahasiswa tunanetra harus memiliki alat-alat bantu teknologi, dan sebagainya.

    Meski keluarga mereka rata-rata mampu, keluarga tersebut harus mengeluarkan dana lebih banyak untuk mendukung pendidikan anak dengan disabilitas dibandingkan dengan anak yang tidak menyandang disabilitas. Di sinilah masyarakat atau sistem sosial harus berperan memikul biaya yang lebih tersebut. Dan, biaya itu seharusnya dapat diambilkan dari dana “zakat, infaq dan sedekah” yang dihimpun dari masyarakat pemeluk Islam.
    Jika tidak, salah satu dampaknya adalah, pendidikan anak dengan disabilitas seringkali tidak atau belum dijadikan prioritas dalam keluarga, terutama keluarga dengan kemampuan keuangan yang terbatas.

    Berdasarkan realita, diperkirakan 80 % penduduk Indonesia adalah pemeluk Islam. Jika saat ini penduduk Indonesia berjumlah 240 juta, berarti hampir 200 juta beragama Islam. Jika, misalnya, 50 % dari penduduk pemeluk Islam itu adalah pembayar zakat, infaq dan sedekah, dan sebagian di antaranya disalurkan untuk membantu pemberdayaan para penyandang disabilitas; di bidang pendidikan dan pemberdayaan ekonomi misalnya, tidakkah ini luar biasa?

    Berdasarkan pengalaman Mitra Netra selama berkiprah, telah beberapa kali lembaga ini mencoba menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga pengumpul zakat, mengajak mereka agar sebagian dana zakat yang dihimpun juga dimanfaatkan untuk pemberdayaan tunanetra. Namun, karena berbagai alasan, ajakan ini belum mendapat sambutan positif.

    Apakah ini berarti Islam tidak memiliki perhatian pada penyandang disabilitas? Tentu saja jawabnya “tidak”. Dalam Al Qur’an pun telah dicontohkan. Nabi Muhamad SAW mendapatkan teguran langsung dari Allah saat mengabaikan seorang buta yang datang kepadanya, untuk menanyakan apakah ada ajaran baru yang harus ia pelajari. Saat orang buta itu mendekati Nabi, Beliau bermuka masam karena saat itu Nabi sedang berbicara dengan seorang petinggi suku Quraisy. Tidakkah kita semua mengambil pelajaran dari ajaran ini?

    Jika dipenuhi kebutuhan khusus mereka, Para penyandang disabilitas akan lebih berdaya – berpendidikan dan memiliki pekerjaan yang baik --; mereka akan menjalani kehidupan lebih berkualitas, dapat berpartisipasi penuh dalam kegiatan di masyarakat sesuai minat dan kemampuan mereka, termasuk menjadi pembayar pajak dan pembayar zakat, infaq serta sedekah. Jadi, apa yang masyarakat berikan pada para penyandang disabilitas akan kembali lagi pada masyarakat.

    Memang benar, tak semua penyandang disabilitas dapat menjalani kehidupan mandiri sepenuhnya. Mereka yang mengalami disabilitas di bidang intelektual, atau disabilitas ganda/multi disabilitas, akan membutuhkan bantuan dari orang lain sepanjang hidup mereka. Untuk kelompok ini, dana pemberdayaan disalurkan kepada keluarga mereka, sehingga keluarga tersebut mampu menopang anggota keluarga mereka yang menyandang disabilitas ganda atau multi disabilitas.
    * Aria Indrawati.

    Kamis, 07 Oktober 2010

    Sepenggal Kisah Seorang Ibu Tunanetra

    From: thia_sly@yahoo.com
    To: mitra-jaringan@yahoogroups.com
    Sent: Thursday, October 07, 2010 10:55 AM

    aku sedikit kepingin berbagi ni....bukan maksudnya menggurui atau merasa lebih tahu, cuma sekedar berbagi pengalaman.
    Aku dan suamiku sudah 9 tahun menikah, dan dikaruniai srorang putri yang diberi nama Jennyfer Glorya Elsyara. Tentu saja marganya Rotinsulu, mengikuti marga papanya. Suamiku juga tunanetra tapi dia masih mempunyai sisa penglihatan {low vision} biasa kami para tunanetra menyebutnya. Ketika mama tahu aku hamil setelah beberapa bulan pernikahan kami, mama pernah mengatakan bahwa nanti selahirnya anaku biar mama saja yang mengurusnya. Bliau tidak tega kalau kami harus mengurus anak kami sendiri. Aku tahu....itu karena rasa khawatir mama yang begitu besar mengingat kondisi kami. Tapi aku bersikeras menolak permintaan mama. "kan mama sibuk, nanti siapa yang urus?" tanyaku. "nanti mama cariin baby sitter." jawabnya. "ngapain kalau cuma baby sitter yang urus???? Lagian ma, nanti kalau dia besar dan diasuh bukan sama mama papanya bagaimana dia tahu dan bisa menyesuaikan diri dengan kondisi mama papanya? Bagaimana dia punya ikatan batin sama mama mama papanya? Apa mama mau nantinya cuma lebih sayang oma opanya dan malu punya orangtua tunanetra? Kenapa yang lain bisa merawat anak mereka sendiri? Tuhan adil ma..., Tuhan pasti gak pernah tingalin Tia untuk menjaga anak ini. Tia mau dia kenal orangtuanya. Kenal dan paham." rentetan jawabanku itu membuat mama terdiam. Aku tahu, ia memahami maksudku. singkatnya, ia mengajak salah seorang krabat dari papa untuk tinggal bersama kami sekaligus membantu merawat anakku.
    anakku tumbuh menjadi anak yang manis. Dia disenangi siapa saja. Sejak dalam kandungan, aku selalu bercerita padanya tentang banyak hal walaupun akku tahu dia tak bisa menjawab atau mengomentari ceritaku, tapi pasti yang kuceritakan itu sudah tertanam dalam dirinya. Begitu pula saat dia lahir, selalu kuajak berkomunikasi. Aku tak setuju pendapat orang "anak bayi kok diajak ngomong???mana dia ngerti?" buatku komunikasi harus dibangun sedini munkin.
    Benar saja... Anakku termasuk yang cepat pandai bicara. ketika dia mulai berusia kurang lebih 2 tahun, aku menangkap isyarat bahwa dia mulai tahu keadaan orangtuanya.
    Suatu hari, aku dan papanya membawanya ke pesta ulangtahun. Di perjalanan papanya bilang: "jenny, nanti di acara jenny jangan lari2 ya? Nanti papa bingung ngejar2 jenny diantara anak2. Terus nanti mama sendiri dong kalo papa nyari2 jenny." benar saja...selama acara ulangtahun itu dia hanya duduk bersama kami.
    Tapi suatu ketika, saat dia ke pesta ultah bersama saudaraku, dia berlarian kesana kemari.rupanya dia mulai mengerti apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.
    Aku juga mengenalkan dia pada temant tunanetraku dan anak2 mereka. Jenny tidak pernah merasa takut atau aneh melihat bentuk mata teman2ku yang berbeda dengan mata orang awas. Bila teman2ku kerumah, dia tak segan menuntun mereka, mengantar ke kamar mandi atau bahkan menyajikan makanan atau minuman langsung ke tangan mereka. Dan mendengar ceritaku, mama papaku sadar, ternyata jika kami yang mengasuhnya jenny sudah paham betul siapa orangtuanya. Belum tentu bisa begitu jika mereka yang membesarkannya.
    oh ia....ada pristiwa yang sampai sekarang masih membuatku heran. Tahun 2004, waktu itu usia jennyfer kira2 1 setengah tahun. Saat itu aku sedang menjaganya dirumahsakit. Dan tanpa sengaja, mata kananku terbentur sudut rak tv dan langsung pecah. Ketika itu jenny ditempat tidur dan berteriak memanggilku. Aku segera dibawa ke ugd yg ada d lantai bawah.aku dalam kondisi setengah sadar dengan darah dan air mengucur deras dari bola mataku yang pecah. Akhirnya dokter memutuskan untuk mengangkat bola mata kananku itu. Aku dirawat di kamar dan lantai yang berbeda dengan tenpat jenny dirawat. Kondisiku begitu lemah. Keesokan harinya sebelum aku dioprasi, suamiku membawa jenny kekamarku dan ikut mendoakan persiapan oprasiku. Kemudian dia dibawa ke lantai bawah untuk diterapi karena penyakit asmanya. Saat dia naik ke lantai 2, tak ada yang memberitahu padanya dimana mamanya. Tapi heran...., ketika di melewati kamar oprasi dia menangis....mdan terus menunjuk2 ke kamar itu. "mama! Mama! Jenny mau k mama! Mama disitu! Jenny mau mama!"semua yang menunggu didepan kamar aku dioprasi saling bertanya"siapa yang kasih tahu dia tia disitu? Siapa yang bilang ke jenny disitulah tempat mamanya sedang dioprasi?" tapi tak satupun yang mendapat jawabanya. Mereka hanya menyimpulkan itulah hubungan batin seorang ibu dan anaknya yang tahu mamanya dalam kondisi sulit....
    Masih banyak yang ingin kuceritakan. Tapi lain kali aja ya?
    Yg jelas buatku, ada beberapa hal bisa jadi pelajaran buat qta:
    1.tanamkanlah banyak hal kepada anak kita sedini mungkin. Karena saat2 dia baru dilahirkan, dia ibarat kertas putih.Dan jika pengertian serta pengajaran diberikan ketika dia sudah lebih besar mungkin akan lebih sulit.
    2. Bangun seerat mungkin hubungan kita sebagai orangtua tunanetra dengan anak kita.
    3. Perkenalkan anak kita kepada rekan2 tunanetra agar dia bisa lebih mengerti kehidupan mereka yang senasib dengan kita.
    Sekali lagi aku tak bermaksud mengajari lho....

    Regard
    synthia montolalu
    facebook.com/thia.montolalu
    http://www.synthiasly.multiply.com
    Sms: 081244444889

    Rabu, 06 Oktober 2010

    Cerita Tentang Subekhan

    From: suryandaru
    To: mitra-jaringan@yahoogroups.com
    Sent: Wednesday, October 06, 2010 11:05 AM

    Subekhan adalah nama seorang tunanetra anggota PERTUNI Cabang
    Kabupaten Kudus. Beliau saat ini tidak aktif lagi di PERTUNI karena
    penyakit gagal ginjal yang dideritanya.

    Teman-teman sesama anggota PERTUNI cabang Kabupaten Kudus sudah sering
    membantunya dengan iuran untuk biaya cuci darah yang dilakukan. Namun
    biaya cuci darah itu terlalu tinggi dan harus sering dilakukan. Ada
    pun orang tuanya sudah tidak mampu lagi membiayainya.

    Subekhan saat ini pindah ke Kabupaten Jepara dan sedang berjuang
    memperoleh kartu Askes Miskin.

    Jika ada teman-teman yang mempunyai solusi untuk membantu, silahkan
    hubungi Mahmudi, Ketua DPC PERTUNI Cabang Kabupaten Kudus di
    081326323248.

    Terima kasih.

    Salam
    Suryandaru

    Kamis, 16 September 2010

    Turunkan Penumpang Tunanetra, Garuda Indonesia Didemo

    From: Fandy Dawenan
    To: mitra-jaringan@yahoogroups.com
    Sent: Wednesday, September 15, 2010 10:34 PM

    Halo rekan-rekan seperjuangan.

    Sebelumnya saya ucapkan terimakasih atas berbagai tanggapan rekan2 terkait aksi kami di Makassar. Mungkin sebagian rekan2 berpikir bahwa aksi demonstrasi bukanlah aksi yang intelek atau apalah tanggapan rekan2 sekalian. Tapi bagi kami di Makassar, ini adalah salah satu aksi yang paling ampuh untuk mendobrak diskriminasi di segala lini yang telah dan yang akan kami hadapi.

    Sekadar informasi buat rekan2 sekalian bahwa ini bukan kali pertami kami melakukan demonstrasi menentang ketidak adilan dan diskriminasi bagi penyandang cacat khususnya tunanetra. Ini sudah berulang kali kami lakukan di berbagai bidang. Berikut saya informasikan aksi-aksi demonstrasi kami yang masih sempat saya ingat.

    1. Pada tahun 1998 kami men-demo SMU Negeri 15 Makassar yang menolak tunanetra untuk menjadi peserta didik. Hasilnya, saat ini semua SMU Negeri di Makassar sudah terbuka bagi tunanetra yang tentunya memenuhi syarat.

    2. Pada tahun 1999 kami men-demo salah satu SMU Muhammadiyah di Makassar dan akhirnya sekarang mereka sudah sangat welcome bagi tunanetra.
    3. Pada tahun 2004 kami men-demo salah satu Puskesmas di Makassar yang menolak memberikan surat keterangan berbadan sehat bagi tunanetra dengan alasan bahwa tunanetra adalah tidak sehat jasmani dan rohani. Demo kami berlanjut sampai ke Departemen Kesehatan dan DPRD. Hasilnya, saat ini tunanetra sudah tidak menemui kesulitan lagi dalam mengurus surat keterangan berbadan sehat.

    4. Pada tahun 2004 kami men-demo KPU dan Panwaslu Sulawesi Selatan. Kami menuntut agar mereka menyediakan sarana aksesibilitas bagi penyandang cacat dalam Pemilu dan Pilkada. Hasilnya, tersedianya template bagi tunanetra dan TPS yang akses bagi rekan-rekan penyandang cacat yang lain.

    5. Pada tahun 2010 ini, sdudah tiga aksi demo yang telah kami lakukan. Pertama, terhadap BANK BCA Cabang Makassar yang menolak Nasabah Tunanetra. Hasilnya, mereka sudah sangat welcome bagi tunanetra dan menerima tunanetra menjadi nasabah mereka.
    Kedua, terhadap PT. Merpati Nusantara Airlines yang lagi-lagi mempermasalahkan ketunanetraan kita sebagai calon penumpang. Hasilnya, perlakuan pihak merpati sudah sangat baik bagi tunanetra di Makassar. Saya sendiri yang sudah merasakannya. Ketika saya ke Jakarta bulan Agustus lalu, saya mendapatkan pelayanan yang sangat baik dan tidak ada lagi yang namanya tanda tangan di atas surat bermaterai. Informasi terahir yang saya peroleh bahwa pihak Merpati sudah menerbitkan surat edaran bagi semua cabang meraka mengenai penanganan yang tepat untuk penumpang tunanetra dan penyandang cacat lainnya. Saya sedang berusaha memperoleh salinannya sebagai referensi bagi kita nantinya.
    Dan ketiga, ini adalah kasus terbaru dan masih hangat-hangatnya. Berikut kronologis singakatnya. Pada tanggal 14 September 2010, rekan kita saudara Irwan Subena berencana menumpang pesawat Garuda Indonesia dengan rute Makassar - Denpasar. Proses check in berjalan dengan lancar. Pihak Garuda juga menyediakan asisten sampai ke ruang tunggu. Ketika semua penumpang dipersilahkan naik ke pesawat, tiba-tiba saudara Irwan diberi tahu bahwa "maaf, kru di pesawat khususnya pilot dan kepala kabin tidak memperkenankan bapak Irwan untuk ikut dalam penerbangan ini karena bapak seorang tunanetra yang bepergian sendiri tanpa pendamping. Ini merupakan keputusan menteri perhubungan." kata sang asisten. Lalu saudara Irwan meminta bukti tertulis tentang keputusan tersebut tapi mereka tidak dapat menunjukkannya dengan berbagai alasan. Ahirnya pesawat berangkat dan saudara Irwan tertinggal di bandara. Meskipun dijanji untuk diberangkatkan keesokan harinya, tapi bagi kami ini tetap harus ditindak karena merupakan tindakan pelecehan dan diskriminasi. Setelah berkonsolidasi dengan teman-teman, kami memutuskan untuk menggelar demonstrasi di kantor PT. Garuda Indonesia Cabang Makassar seperti pada berita yang rekan-rekan baca di atas.

    Setelah rekan-rekan membaca tulisan saya di atas, masihkah rekan-rekan meragukan keampuhan aksi demonstrasi? Tentunya demonstrasi yang damai dan bukan anarkis. Saya bukan bermaksud meminta atau memaksa rekan-rekan mengikuti aksi yang kami lakukan dalam menuntut hak-hak kita. Kami hanya sekadar sharing pengalaman yang mungkin berguna bagi perjuangan kita bersama.

    Semoga informasi ini bermanfaat bagi kita semua.

    Regards
    Fandy

    Kamis, 22 April 2010

    RachmitaMengetahui dan melihat tayangan “3 Mas Ketir” di stasiun televisi

    Rachmita Mengetahui dan melihat tayangan “3 Mas Ketir” di stasiun televisi
    “Global TV” yang tayang di hari senin dan selasa pukul 19.00 sangat
    membuat miris/kecewa secara pribadi untuk saya.

    * Mungkin belum banyak orang menonton tayangan sitkom ini, karena saat saya membuat ini baru 6 (enam) kali tayang.
    Coba sekarang kita mencari info apa yang beritakan mengenai sitkom ini
    (silahkan unduh ke alamat dibawah)

    Sitkom
    “3 Mas Ketir” berbeda dengan sitkom lainnya, sitkom ini dibuat dengan
    persiapan yang matang dan juga panjang/lama, demi meningkatkan kualitas
    tayangan dan dijamin penonton akan tertawa terbahak-bahak ketika
    menonton sitkom “3 Mas Ketir”.
    3 Mas Ketir bercerita tentang tiga
    orang cowok keren yang satu buta, yang satu tuli, dan yang satu bisu.
    Mereka mencari kerja dan banyak kejadian lucu yang terjadi karena
    kekurangan yang mereka miliki.
    Bagi Anda pecinta sitkom, jangan
    lewatkan “3 Mas Ketir” yang tayang di hari senin dan selasa pukul
    19.00, dijamin bakal mengocok perut Anda
    http://www.filmpendek.com/3_mas_ketir_bikin_ngakak/10799
    http://www.filmpendek.com/tag/3_mas_ketir
    http://www.forumkami.com/forum/showbiz/39006-3-mas-ketir.html

    Sitkom
    ini menceritakan tentang kehidupan tiga orang yang saling berteman.
    Tapi ketiga orang tersebut memiliki kecacatan masing-masing. Ada si
    tuli (Desta), si bisu (Zaki Zimah), dan juga si buta (Ricky Harun).
    Nah, lucunya disini. Pasti ada aja kekonyolan yang akan terjadi akibat
    kecacatan mereka.

    http://praszetyawan.blogspot.com/2010/03/3-mas-ketir.html

    dalam
    sebuah web mengutip sedikit, menurut Muchyar (sutradara sitkom ini),
    sejumlah kejadian konyol dan menggelikan, lantaran ulah sok tahu dan
    sikap cuek Sani, Oik --sosok tuna wicara yang diperankan Zaky D
    Zimah--, dan Soni --sosok tuna rungu yang diperankan Desta--, menjadi
    adegan-adegan penuh "kegilaan".

    Web lain memuat, ”Dalam sinetron
    ini saya ingin menunjukkan bahwa, sebenarnya orang buta, tuli dan gagu
    ingin tetap di anggap sebagai manusia normal. Jadi bukan maksud saya
    ingin mengeksploitasi kekurangan mereka.Contohnya, kalo orang buta
    jatuh kekolam renang kan wajar, namanya juga nggak ngeliat. Kalo soal
    di tertawakan, orang normal juga kalo kecebur kolanm juga pasti di
    ketawakan orang lain juga bukan?. Jadi saya buat jalan cerita dan
    aksinya yang wajar-wajar saja,” kata Muchyar Syamas selaku sutradara
    sinetron 3 Masketir

    ”Intinya, sinetron ini menceritakan kalau
    salah satu di antara 3 pemuda itu tidak ada, maka keadaan seketika bisa
    menjadi ketar-kerir. Karena mereka bagaikan satu tubuh yang saling
    melengkapi satu dan lainnya. Jadi bisa di bayangkan betapa kocak dan
    serunya bila diantara mereka terpisah dengan lainnya?. Pokoknya All for
    one, one for all deh,” pungkas Aris Muda selaku manager pelaksana PT.
    Multivision Plus

    http://www.gatra.com/2010-04-05/artikel.php?id=136400
    http://www.selebonfire.com/2010/04/3-mas-ketir-kocaknya-simbiosis-mutualisme-persahabatan/

    Ada
    scene seorang tunanetra memasak telur, yang penggorengannya tidak di
    diatas kompor yang menyala, dan dia memecahkan telur ditempat yg salah,
    dilanjutkan membuang kulit telur itu tidak masuk kedalam tempat sampah.
    Dan masih banyak scene lainnya seperti tunanetra tersebut tercebur di
    kolam dan situasi ini pun diulang dalam beberapa episode.

    ketika
    mereka turun dari bajaj, si tuli bertanya ke abang bajaj "berapa bang
    ?" abang menjawab "Sepuluh ribu". Tapi si tuli malah ngasih 5.000. Trus
    abangnya ngomong lagi "woi ! bukan lima ribu tapi sepuluh ribu !"
    Eh..si tuli malah ngasih 1.000 sambil ngomong "oh, kebanyakan ya ?"
    Abang bajaj bilang "lo mau ngajakin berantem ya ?" tapi akhirnya si
    bisu memberi 10.000. Setelah abang bajaj pergi, si buta malah
    marah-marah "woi ! lo jangan gitu lo sama temen gw sini kalo berantem
    sama gw aja ! " si tuli bilang "eh ngapain lo ? abang bajajnya udah
    pergi !"

    http://www.youtube.com/results?search_query=3+mas+ketir&aq=f

    sekarang kita simak apa sedikit pendapat tentang sitkom ini dari beberapa pemerannya :
    http://celebrity.okezone.com/read/2010/04/06/206/319628/uli-auliani-jutek-hadapi-3-mas-ketir
    http://www.gatra.com/2010-04-05/artikel.php?id=136400

    Merujuk dari yang diatas, ada beberapa yang perlu digaris bawahi :

    1. Sitkom ini diklaim pembuatannya dengan persiapan yang matang dan juga panjang/lama, demi meningkatkan kualitas tayangan
    2. Sitkom ini diklaim pula akan membuat penonton terbahak-bahak dan mengocok perut yang menonton
    3. Sitkom ini menampilkan difabel mencari kerja dan banyak kejadian lucu yang terjadi karena kekurangan yang mereka miliki.

    Sekarang ……………..
    Mungkin kita perlu sedikit info, apa dan yang dilakukan oleh diffabel negeri ini, baik dalam negeri dan luarnegeri, diantaranya:


    Saharuddin Daming berhasil memperoleh gelar doktor dibidang hukum.
    Putra pare-pare Sulawesi Selatan yang lahir pada 28 Mei 1968 merupakan
    penderita cacat keempat yang meraih gelar doktor di Indonesia. Namun di
    bidang hukum, ia merupakan doktor pertama di Indonesia yang menderita
    tuna netra.
    http://b0cah.org/index.php?option=com_content&task=view&id=639&Itemid=3
    http://www.suarapembaruan.com/News/2009/08/19/Olahraga/or10.htm


    Eko Ramaditya Adikara adalah seorang arranger untuk musik-musik game.
    Pencipta soundtrack super mario galaxy seorang tuna netra dari
    indonesia. Ia pun dipercaya Nintendo untuk bertanggung jawab sepenuhnya
    dalam menggarap musik game anyar Nintendo Super Mario Galaxy 2
    http://www.bangga-indonesia.co.cc/2010/02/rama-seorang-komposer-musik-game-tuna.html
    http://blogsuryo.com/2010/03/07/pencipta-soundtrack-super-mario-galaxy-seorang-tuna-netra-dari-indonesia/

    • Eva Kasim, salah satu difabel yang aktif menulis, melalui tulisannya memperjuangkan difabel.
    http://evakasim.multiply.com/tag/tulisan%20eva


    Dalam arena Pesta Penyandang Cacat Asia Tenggara (ASEAN Paragames V),
    di Kuala Lumpur, Malaysia, 12-19 Agustus 2009. Indonesia berhasil
    meraih 29 emas, 25 perak, 19 perunggu dengan total perolehan 73 medali
    Indonesia masih bertengger di posisi keempat setelah Thailand,
    Malaysia, dan Vietnam.
    http://olahraga.tvone.co.id/berita/view/20638/2009/08/20/indonesia_tuan_rumah_asean_para_games_2011/
    http://www.republika.co.id/search/google
    http://olahraga.tvone.co.id/berita/view/21019/2009/08/25/atlet_sumsel_pecahkan_rekor_atletik_asean_para_games/


    Indonesia akan menjadi tuan rumah Asean Para Games keenam pada 2011.
    Pertandingan olahraga tingkat Asia Tenggara bagi penyandang cacat itu
    akan berlangsung di Bandung, Jawa Barat, dan Semarang, Jawa Tengah. http://metrotvnews.com/index.php/metromain/news/2009/08/20/2431/Indonesia-Tuan-Rumah-Asean-Para-Games-2011

    Bagaimana??????....
    Dengan
    sedikit paparan diatas, terlihat perjuangan-perjuangan difabel dalam
    memperjuangkan hak-hak-nya dan berusaha keras dalam meraih prestasi.
    Bahkan terkadang di luar nalar yang dapat dibayangkan. Selain itu
    difabel berjuang dengan gigih, khususnya mengangkat harkat dirinya
    sendiri dengan kemampuannya dan dapat membanggakan negeri ini.
    Banyak
    dari kita pun tidak mengetahui ada perhelatan olahraga khusus
    (difabel), dimana atlet-atlet difabel pun mampu memberikan yang terbaik
    bagi Indonesia demi berkibar merah putih. Namun sangat disayangkan
    sedikit sekali media yang memberitakannya.
    Menurut saya bendera yang
    berkibar dalam event olahraga penyandang cacat itu pun juga merah
    putih…bukan bendera merah putih dengan tambahan sablon gambar orang
    berkursi roda diatasnya…..

    Berdasarkan yang saya uraikan (maaf salah/tidak berkenan) Pertanyaan yang timbul dari saya:

    1. Apakah sudah betul-betul dikaji sitkom ini ? Meningkatkan kualitas atau kuantitas ?
    2.
    Seperti itukah difabel dalam kehidupannya, hingga akan menimbulkan
    kejadian-kejadian lucu yang akan mengocok perut orang yang melihatnya?
    3.
    Bagaimana dengan jam tayang? Bagaimana reaksi anak-anak yang usia
    dibawah 10 tahun memandang/melihat difabel disekitar mereka dengan apa
    yang mereka tonton?
    4. Sangat tidak survive-kah diffabel dalam
    mengatasi kekurangan mereka (walaupun memang ada beberapa difabel yang
    memerlukan bantuan).
    5. Bagaimanakah stigma dari masyarakat terhadap difabel yang mungkin akan timbul dengan penayangan sitkom ini
    6. Bagaimana respon masyarakat umum akan adanya event-even difabel yang berskala nasional dan internasional.

    Setelah
    tayangan pertama dari sitkom “ 3 mas ketir”, saya mencoba membuka
    sebuah forum di dunia maya. Bagaimana responnya atas penyangan sitkom
    ini. (silahkan unduh )

    http://www.forumkami.com/forum/showbiz/39006-3-mas-ketir.html
    http://www.facebook.com/pages/3-Mas-Ketir/114372731906825?ref=search&sid=1250156521.1170593640..1#!/pages/3-Mas-Ketir/114372731906825?v=wall&story_fbid=110971332267583
    http://www.facebook.com/pages/3-MAS-KETIR/111864552174541?ref=search&sid=1250156521.1170593640..1
    http://www.facebook.com/pages/3-MAS-KETIR/112456465440482?ref=search&sid=1250156521.1170593640..1#!/pages/3-MAS-KETIR/112456465440482?v=info&ref=search

    Saya disini berusaha objektif menghimbau stop dan perlu dikaji ulang untuk penayangan sitkom 3 mas ketir, karena:
    1.
    Meruntuhkan apa yang telah, lagi dan akan diperjuangkan oleh difabel
    (baik organisasi-organisasi difabel ataupun secara individu) untuk
    membangun stigma-stigma positif difabel dimasyarakat tentang kemampuan
    difabel di dunia kerja..
    2. Tayang ini sangat jauh dari kenyataan
    saat difabel berjuang untuk mewujudkan harapannya dengan kemampuan yang
    dimiliki dalam mencari kerja dan berprestasi.
    3. Sebagai rumah
    produksi dan stasiun televisi melalui apa yang ditayangkan, Tidak
    memberikan tayangan yang inspiratif khususnya untuk difabel menjadi
    manusia yang mandiri dalam meng-aktualisasikan dirinya sesuai dengan
    kemampuan dan tingkat derajat kecacatan dalam berbagai segi kehidupan
    dan dalam masyarakat.
    4. Tayangan ini sangat tidak menghargai
    terhadap perbedaan dan penerimaan difabel sebagai bagian dari
    keanekaragaman manusia dan kemanusiaan.

    Setelah ini……………
    Apapun
    yarespon dari masyrakat umum tentang penayangan sitkom “3 mas ketir”,
    harapan saya kepada teman-teman penyandang difabel untuk tidak berhenti
    berjuang dan memperjuangkan apa yang harus diperjuangkan. Kita tidak
    bisa hanya menunggu, harapan dan mimpi-mimpi itu datang menghampiri
    kita. Kita berjuang untuk meraih dan merebutnya agar difabel-difabel
    di-generasi yang akan datang dapat hidup mandiri berdampingan dengan
    masyarakat dalam segala aspek kehidupan. Amien

    April 2010
    Butong

    mohon beri dukungan di facebook. group STOP PENAYANGAN SITKOM "3 MAS KETIR"

    Rachmita Harahap

    Jumat, 29 Januari 2010

    Re: [mitra-jaringan] Bagaimana proses siswa low vision menjadi orang sukses?

    Yo, Bu Esti...!!!

    Beberapa teknik bisa diterapkan kepada anak-anak low vision. Tapi yang paling penting dalam menyatukan anak dengan gangguan penglihatan dengan anak lainnya adalah pengenalan low vision itu kepada anak-anak lain yang berada di dalam kelas tersebut. Hal ini menghindari pengejekan, pengucilan dan membuat anak-anak lain menjadi lebih peka dan bisa dilibatkan dalam proses belajar mengajar.

    Saya dulu juga low vision dan low income... sekarang lagi belajar untuk tetep low profile...Sewaktu saya duduk di SMA, ada beberapa teknik yang dikembangkan oleh orang tua saya dan wali murid saya. Secara waktu itu kami belum kenal yang namanya Pertuni, Unit Low Vision dll. Bahkan kamipun gak tau SLB A yang terdekat dari rumah kami itu di mana. Jadi ini bisa jadi catatan penting juga. komunikasi antara orang tua, guru dan si anak dengan gangguan penglihatan, harus bejalan sehingga bisa membantu untuk mengembangkan teknik mengajar yang tepat bagi anak tersebut. Beberapa teknik yang bisa saya share adalah sebagai berikut.

    1. Menggunakan malam (lilin mainan anak-anak) sebagai media untuk menjelaskan gambar, tabel, posisi atau bahkan garis bilangan. Benda lain yang bisa digunakan adalah benang, kertas, lidi, korek api batang dan lain-lain. Jangan beroientasi pada alat-alat yang mahal saja. Banyak barang disekitar kita yang bisa dipakai sebagai media mengajar.
    2. Teknik menggambar dipunggung atau telapak tangan. Teknik ini sering saya gunakan dengan teman sebangku saya bila ada penjelasan gambar, skema, atau sesuatu yang berwujud gambar garis atau ligkaran. Ternyata teknik ini juga menguntungkan bagi teman saya karena dia dua kali menyerap pelajarannya. Prestasinya cukup meningkat ketika dia menjadi teman sebangku saya. Eh.... tapi apakah dia tambah pinter karena teknik itu? jangan-jangan dia nyontek and gue gak tau, yach....???
    3. Teknik merekam. Mungkin kalo ini udah jadi teknik klasik, yach. Jadi gak perlu bahas panjang lebar, deh.
    4. Untuk peta timbul, ibu bisa menggunakan semen kertas. yaitu kertas koran yang dihancurkan dalam air lalu dicampur dengan lem kanji. Nah.... tinggal kreatif-kreatifnya deh bikin pulau Jawa atau benua Australia.

    Ini beberapa teknik yang bisa saya share. Mungkin kalo ada pertanyaan yang lebih spesifik, kita bisa bantu lebih banyak lagi dalam mengembangkan teknik mengajar untuk anak-anak low vision.

    Keep in touch and keep touching,
    Blindman jack